Dhien
Bagi sebagian orang, kehadiran orang tua bisa jadi semangat terbesar dan alasan kenapa ia bisa sekuat sekarang menjalani hidup. Atau mungkin kehadiran orang tua sekedar biasa tanpa kesan yang penting hidup terkecukupi dan happy sama teman-teman.

Tapi tidak dengan aku.
Bagiku orang tuaku adalah semangat kenapa aku harus terus belajar, kuliah, jadi orang sukses dan membanggakan mereka. Bukan impian kecil untuk bisa menghantarkan mereka menuju tanah suci "Mekkah"

Aku bukan tipe orang yang frontal bilang sayang ke bapak sama mama. Tapi sungguh aku sangat sayang sama mereka. Terutama semenjak aku terlempar jauh di perantauan "SURABAYA". Di sini jauh dari keluarga membuatku sering merasa homesick. Hiks hiks hiks T.T kayak sekarang ini huuaaawwww >.< Bapak ..., Mama...., aku kangennnn

Terutama sama bapak.
Aku berbuat kesalahan besar. Melanggar permintaan bapak dan sekarang aku menyesal. Hiks Hiks :'(

Aku punya sedikit rahasia kecil di surabaya. May be, It's konyol dan tolol banget bagi orang-orang yang mendengar tentang caraku memadamkan rindu pada bapak. "PERGI KE WARNET WARTIKNO". Alasannya sepele, karena pak wartikno yang punya warnet wajahnya mirip sama bapak. Cuma postur badannya pak wartikno sedikit lebih gemuk. Aku sampai hafal jam-jam pak wartikno mulai jaga.
Biasanya dari pagi sampai jam 9 malam yang jaga di warnet wartikno 1 kalau nggak mas-mas pasti mbak-mbak yang kerja part time di sana. Dan di warnet wartikno 2 yang jaga kalau siang adik-adik yang sekolah di SMA yapita keputih. pulang sekolah adiknya kerja di sana.
Selepas jam 9 mas-mas yang kerja part time pulang dan digantiin sama pak wartikno atau kadang juga istrinya. Nah..., jam 9 ke atas itulah sepulang dari kampus aku mencari-cari alasan untuk ke warnet. Entah cuma ngenet nggak penting buka facebook sambil ngepoin orang atau sekedar ngeprint selembar dua lembar.

Sometimes..., kalau pak Wartikno lagi asik sama komputernya aku mencuri-curi foto bapaknya loh, hihihiwww :p
nih salah satu colongan fotonya
Pak wartikno ^_^

Hahaha :D namun sayang sampai sekarang aku nggak pernah bisa dapat foto pak wartikno close up dari depan. (Maklum colongan)
Kalau saja pak wartikno tahu blog ini, aku pengen pak Wartikno baca surat kecil di bawah ini.

     "Dear Pak wartikno"
Assalamu'alaikum Pak wartikno. Semoga Bapak selalu dilimpahkan rahmat dan barokah-Nya agar tetap lancar jaga warnet tiap malam. Mungkin bapak tidak mengenal saya, dan saya pun sebenarnya juga tidak pernah mengenal bapak dengan dalam. Bahkan kita tidak pernah berbincang lama kecuali saat saya mau membayar biaya ngenet. Bapak bertanya 'nomer berapa mbak?' dan saya pun hanya berani menjawab seperlunya 'nomer 6 Pak'. 
     Yang saya ketahui dari Bapak hanyalah jadwal jaga bapak di warnet dan wajah bapak mirip dengan wajah bapak saya yang ada di Klaten. Mungkin sepele bagi bapak untuk mengingat wajah saya yang jelas tidak mirip dengan anak anda (mungkin). Akan tetapi wajah Anda menjadi penting bagi saya, karena mampu sedikit mengurangi rindu saya pada Bapak di kampung halaman.
      Saya mau minta maaf kepada Bapak karena selama ini saya sering mencuri-curi foto bapak pas jaga warnet. Walaupun tidak pernah berhasil mengakap foto close up bapak dari depan :). Selain itu saya ingin berterimakasih sebanyak-banyaknya karena sudah membuka warnet yang murah dan bersedia jaga sampai larut malam.
     Semoga Bapak selalu diberi kesehatan agar bisa terus semangat sama warnetnya. Maaf atas kelancangan saya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih pada bapak dan warnetnya.
     Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu."

Surat di atas cuma secuil rasa terimakasih saya pada Pak wartino. Akan tetapi Bapak di Klaten tetaplah bapakku yang paling juara. Bapak yang nggak pernah cuek sama anak-anaknya. Bapak yang selalu beliin aku maem kalau di rumah lagi nggak nafsu makan. Bapak yang sering nyuapin aku. Bapak yang selalu ngajak makan sepiring berdua. Yang setia nunggu di peron stasiun buat ngantar aku ke surabaya. Atau subuh-subuh buta duduk di pinggir jalan menanti anaknya turun dari bus. 
Bapak...
Maafkan aku yang sudah nakal melanggar permintaan Bapak. Sekarang aku sendiri yang menyesal dan terluka. Bapak...., maafkan anakmu ini.
Semoga suatu hari nanti aku bisa jadi anak kebanggaan kalian, dan bisa membawa bapak sekalian mama ke tanah suci Mekkah.
Amiin ya rabbal 'alamin :')

Dhien-Bapak-Mido ^_^

1 Response
  1. Dezy Says:

    terima kasih atas ceritanya mbk, kami terharu membacanya dan terima kasih atas doanya. Boleh minta alamat emailnya mbk? saya anaknya bapak wartikno :)


Post a Comment